RSS

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF 
                Sistem informasi organisasi yang dimaksudkan untuk digunakan oleh eksekutif perusahaan baru saja berkembang. Permulaan yang terlambat ini disebabkan oleh kegiatan eksekutif yang tidak terstrukturbaik, dan para spesialis informasi lebih sukar memahami pemecahan keputusan  di tingkat eksekutif daripada di tingkatan managemen yang lebih bawah. Lambat laun penggunaan komputer
bergerak merambat naik dan sekarang mendapat perhatian eksekutif. Sistem Informasi eksekutif sekarang merupakan salah satu area komputasi bisnis yang termarak. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System)  atau  EIS merupakan suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager pada tingkat perencanaan strategis. EIS adalah penyediaan informasi ke manajer senior. Dalam konteksnya, komputer diasumsikan terlibat dalam memperoleh dan  mengatur informasi
(klarifikasi, analisis dan menyediakan alternatif keputusan). Data berbentuk rekaman dalam jumlah besar tidak cocok digunakan secara langsung. Dapat juga menjadi tidak berguna akibat terlalu padat, kurang lengkap atau tidak siap diakses. EIS digunakan oleh satu atau lebih manajer senior.Meskipun aturan dan tanggung jawabnya berbeda, mereka bekerjasama dalammerumuskan, menjalankan, dan melacak strategi. Mereka tidak peduli dengan transaksi harian yang detil, tapi peduli dengan gejala tren transakasi atau permasalahan yang muncul. Manajer senior kadang peduli dengan hubungan antar personal di lingkungan bisnis. EIS harus mendukung setidaknya sebagian fungsi berikut:
•  Pemunculan ide
•  Perencanaan
•  Analisis
•  Pengambilan keputusan
•  Komunikasi
•  Motivasi
•  Pengawasan dan pengendalian 
                EIS juga merupakan suatu sistem berbasis komputer  yang melayani kebutuhan informasi  top executive. EIS menyediakan akses yang cepat berupa informasi yang tepat waktu dan langsung mengakses laporan manajemen. EIS sangat user-friendly, didukung oleh grafik-grafik, dan menyediakan laporan-laporan dengan kemampuan drill-down.EIS juga mudah dihubungkan dengan layanan informasi on-line dan elektronik mail[Turban,1996]. “Executive Information System (EIS) is a highly interactive MIS system providing managers and executive flexible access toinformation for monitoring operating result and general business conditions [alter,1996]”. EIS dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang dibutuhkan. Eksekutif dapat memilih format-format secara grafis dan tabular [Paul Gray,1994]. Mengapa harus EIS. Karena eksekutif memerlukan informasi baik internal maupun external. Oleh sebab itu EIS lah yang dapat memenuhi kebutuhan eksekutif ini. Sesuai apa yang disimpulkan oleh Watson, et al[1991] tentang konsep mengapa
diperlukan EIS adalah sebagai berikut sesuai dengankeperluan :
a.  Eksternal
-  meningkatkan persaingan
-  dengan cepat mengantisipasi perubahan lingkungan
-  kebutuhan untuk menjadikan lebih proaktif
-  kebutuhan untuk mengakses database external
-  meningkatkan regulasi pemerintah
b.  Internal
-  kebutuhan informasi yang tepat
-  kebutuhan perbagikan komunikasi
-  kebutuhan mengakses data operasional
-  kebutuhan meng-update status pada aktifitas yang berbeda
-  kebutuhan untuk meningkatkan keefektifan
-  kebutuhan untuk mengenal data historis
-  kebutuhan untuk mengakses data perusahaan
-  kebutuhan untuk informasi yang lebih akurat
              Seorang eksekutif membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan. Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil  dalam membuat keputusan. Dalam perusahaan biasanya komputer dihubungkan dengan mainframe. Komputer ini berfungsi sebagai  executive workstation. Database eksekutif disimpan dalam piranti keras umumnya disebut harddisk yang berisi data dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer perusahaan. sistem ini memungkinkan juga pemakai menggunakan e-mail dan mengakses data dan informasilingkungan. Contohnya dengan adanya perubahan peraturan pemerintah yang berlaku yang mana peraturan sebelumnya masih dilaksanakan dalam suatu organisasi, tentunya akan memberikan dampak buruk pada organisasi yang dipimpinnya. Begitu juga dengan informasi internal yang diperoleh dari data manjerial organisasi, eksekutif sangat membutuhkan dalam menentukan kebijaksanaan. Bagaimana jadinya seorang eksekutif dalam mengambil keputusan apabila tidak mengetahui keadaan internal organisasi yang Tugas Tugas    Mata Kuliah  Mata Kuliah Model dan Sistem Informasi Model dan Sistem Informasi Model dan Sistem Informasi 12 dipimpinnya. Misalkan dari data keuangan perusahaantidak memungkinkan adanya
penambahan peralatan yang mestinya dibutuhkan oleh organisasi tersebut yang mana eksekutif harus meminta data dari bagian manajerialkeuangan dalam membuat keputusan. 

 
Fungsi Manajemen Fayol yang mana yang Diperkirakan Paling Kritis Pada Tingkat Eksekutif
Fayol beranggapan bahwa semua manajer menjalankan fungsi manajemen yang sama, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, pengarahan, da pengontrolan, banyak anggapan yang menyatakan bahwa perencanaan dilakukan oleh eksekutif, sedangkan fungsi yang lain dilakukan oleh manajer dibawahnya. Fungsi yang paling kritis pada tingkat eksekutif adalah Merencanakan (Planning). Henri Fayol mempercayai bahwa semua manajer melakukan fungsi manajemen yang sama, Merencanakan (Planning), Mengorganisasikan (Organizing), Menyusun Staff (Staffing), Mengarahkan (Directing), Mengendalikan (Controling). Anggapan tersebar luas adalah perncanaan ditekankan kebanyakan pada level eksekutif, sementara fungsi lain lebih kritis pada kinerja tingkat lebih rendah. Itulah alasan mengapa Robert Anthony menggunakan istilah level perencanaan strategis untuk manajer puncak.
Berikan contoh beserta alasan penggunaan SIE pada suatu perusahaan
Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan Sistem Informasi Eksekutif, contohnya ada dibawah ini

Bank Mandiri
Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Empat bank milik pemerintah yang bergabung menjadi bank Mandiri tersebut adalah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.
Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking system yang berbeda-beda, data center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware, software maupun jaringan yang berbeda-beda maka pada awal bank Mandiri \ melakukan evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy. Dan pada akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE nya dengan cara memodifikasi sistem core banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan standar produk awal bank Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu).
Berdasar hasil evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy tersebut sistem core banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat sistem yang ada pada keempat legacy bank dan yang paling memungkinkan untuk direkomendasikan sebagai standar sistem paling memungkinkan untuk diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger.
Sistem core banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang, dan terdapat 40 karyawan bank Exim memahami sistem tersebut dengan baik.
MASTER hanya sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat secepatnya beroperasi dalam satu platform. MASTER tidak dapat mendukung kebutuhan bisnis dan visi bank Mandiri untuk masa mendatang karena MASTER dibuat pada pertengahan tahun 1980an untuk keperluan bank dengan segmen korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar pada segmen yang berbeda denga bank Exim yaitu segmen ritel.
Selain itu, arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep branch- centric yang tidak dapat mendukung konsep hub and spoke. Disamping itu database yang dimiliki oleh MASTER ini cukup terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan customer view dan segmentasi nasabah yang diperlukan.
Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di IBM Center Rochester dan diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi kebutuhan bank Mandiri. Dari sini, pihak manajemen bank Mandiri sepakat untuk mengganti core banking sistemnya dengan sistem off- the-shelf from the market yang dapat mendukung bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak mendesain ulang sistem MASTER.
Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise Mandiri Advanced System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap. Sistem eMAS dijalankan senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang mencakup empat inisiatif utama yaitu:
  • Memperkaya dan memperbarui delivery channel.
  • Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.
  • Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse terkini.
  • Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.
didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem interfaces dan 128 sub modul. Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengelolaan data, yaitu:
  • Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan bisnis yang cepat.
  • Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan user.
  • Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis yang lebih baik, sehingga pada saat pemasukan data (data entry), field-field penting telah dibuat mandatory dan default value.
  • Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table untuk meminimalisir kesalahan pengetikan (typing error).
  • Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data yang hilang atau berubah).
  • Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari misinterpretasi.
Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat "agile & adaptive" dan comply dengan Basel II.
Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis, meski terdapat beberapa yang masih diperlukan adanya intervensi atau pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini eksekutif untuk dilakukan adjustment sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan eksternal.
Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa terdapat kekurang optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi informasi, serta kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu diperlukan upaya performance tuning pada database maupun program, termasuk simplifikasi laporan dan reengineering proses pembentukan laporan.
Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks dengan menggunakan Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business Intelligence sudah digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai keputusan strategis, meskipun sementara ini penggunaannya masih dalam tahap sales dan marketing product.
Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart (subset dari Data warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang bersifat departemental) yang lebih komprehensif dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT maupun user, yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi (mis- interpretation).
Semua sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim, dengan teknologi yang digunakan adalah :

  • DB Server: Oracle DB 10g R2 di SunOS
  • IBM DataStage sebagai Engine ETL
  • OLAP CUBE (MOLAB): Essbase Oracle
  • Front End: SAP Excelsius BO dan SAP BO Webi
 
5 langkah apa yang dapat dilakukan eksekutif untuk meningkatkan sistem informasi mereka
Seorang eksekutif yang belum menggunakan computer dikarenakan hanya merasa belum bias memanfaatkan sumber informasinya. Eksekutif tersebut harus melakukan langkah untuk mengembangkan peranan computer dalam system informasinya. Namun untuk melakukannya, eksekutif juga harus meningkatkan komponen non-komputer. Program yang terdiri dari lima langkah untuk mencapai pengembangan ini dijelaskan berikut ini:
1. Menyimpan inventarisasi dari transaksi informasi yang masuk. Studi Jones dan McLeod mengemukakan bahwa eksekutif biasanya menganggap sumber dan media tertentu dapat memberikan kontribusi yang lebih banyak dari apa sebenarnya ia berikan. Dengan bukti sam , sumber dan media yang lain mungkin ia remehkan. Eksekutif. Dibantu oleh sekretarisnya. Dapat memelihara catatan data yang sama seperti yang ada pada studi jones dan McLeod. Data yang dicatat tersebut dimasukan kedalam DBMS. Kemudian meraka dapat membuat laporan yang dapat digunakan untuk mejawab tujuh pertanyaan yang dikemukakan oleh jones dan McLeod bila meraka berhubungan dengan system yang dimilikinya
2. Merangsang terjadi sumber yang bernilai tinggi. Dengan adanya sumber yang bernilai tinggi, eksekutif kemudian dapat melakukan cara yang lebih mudah untuk mengkomunikasikan sumber tersebut. CEO bank memberikan contoh yang baik mengenai cara melakukan hal ini. Mungkin sebagian besar informasi yang bernilai tinggi yang ia terima berasal dari komite manajemennya. Agar setiap anggota merasa mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, CEO memutuskan untuk menggunakan meja bundar untuk melakukan konferensi.
3.  Mengambil manfaat dari peluang yang ada. Ketika secuil informasi datang, eksekutif harus menangkapnya. Wakil direktur bidang keuang menjalankan strategi ini dengan menempatkan meja kerjanya menghadap tembok, sehingga ia membelakangi pintu masuk. Nampaknya hal ini seperti untuk menghindari informasi, padahal sebenarnya maksudnya kebalikannya. Seperti yang ia jelaskan, ketika seseorang memasuki kantornya, ia tidak ingin melakukan percakapan dengan tamu tersebut sambil melihat tumpukan kertas kerja yang belum selesai dikerjakan. Dengan penempatan mejanya menghadap tembok. Ia dapat menghadapi tamunya dengan konsentrasi penuh tanpa gangguan kertas kerja yang belum ia selesaikan.
4. Menyesuaikan system dengan kebutuhan perorangan. Dalam studi jones dan Mcleod, datanya menunjukan bahwa tiap eksekutif mempunyai gaya atau cara pengumpulan informasi yang berbeda-beda. Apa yang terbaik bagi eksekutif adalah bila ia tidak berkerja untuk orang lain. CEO dari perusahaan pengecer mengerjakan apa yg menjadi perkejaannya sendiri.
5. Memanfaatkan Teknologi. Minat terhadapat EIS telah meningkat mulai akhir tahun 1980-an. Banyak perusahaan besar yang telah mempekerjakan staf pelayanan informasi untuk mengembangkan system dalam perusahaan itu sendiri. Sekarang ini ada lebih dari 30 perusahaan yang memasuk dan menawarkan software EIS, hardware, dan pelayanan konsultasi. Kita akan mengakhiri pembahasan kita kali ini dengan menampilkan pilihan dan beberapa dasar untuk melakukan implementasi yang baik
Mengapa SIE secara drill down melalui organisasi 
Telah kita ketahui pada Bab9 bahwa teknik drill-down telah menjadi bagian terpadu dari EIS. Tampilan tersebut disusun dalam hirarki dari atas kebawah, yang dimulai dengan ringkasan. Eksekutif dapat melihat tampilan dan mernilihitem yang dikehendakinya. Kemudian, ia dapat memanggil layar kedua yang memberikan penjelasan item yang dipilih secara lebih lengkap. Item yang lain dapat dipilih dari layar kedua ini dan masih dihasilkan  tampilan yang lebih jelas dan seterusnya. Eksekutif yang ingin mengidentifikasi masalah dapat menggunakan teknik drill-down untuk mendapatkan penyebab pokok dari masalah yang ada 
Perlukan SIE menyertakan informasi yang dihasilkan komputer

Computer itu sendiri dapat memberikan informasi kepada eksekutif dengan banyak cara. Namun, istilah system infromasi eksekutif (EIS) biasanya mangacu pada penggunaan computer personal secara interaktif yang digabungkan ke mainframe pada jaringan.  komputer personal berfungsi sebagai worlstation eksekutif dan terdiri atas database eksekutif-nya sendiri pada hardisk.  Mainframe mereka pitulasi data dan menstransfernya kedatabase eksekutif dalam bentuk tampil layar yang telah diformat sebelumnya untuk menampilkan layar yang diinginkannya, eksekutif melakukan pilihan dari menu. System ini juga memungkinkan digunakannya system electronic mail dari perusahaan tersebut dan ia dapat mengakses data informasi eksternal. Dalam beberapa kasus anggota staf eksekutif bias memasukan item berita yang baru dan penjelasan informasi. Eksekutif harus memasukan perintah kedalam PC dengan menekan tombol pada keyboard atau tombol yang ada pada unit remote control,  interface EIS dirancang sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tombol saja yang perlu ditekan untuk mendapakan informasi. System yang lain dirancang dengan penggunaan mouse. Dengan memasukan perintah, eksekutif bias memanggil tampilan layer yang disimpan pada harddisk. Tampilan tersebut memberikan fasilitas grafik berwarna, namun tampilan tabulasi konvesional dapat diperoleh dengan sangat mudah mungkin dengan satu tekan. Lebih dari itu, tampilan tersebut mungkin pula disertai pula window yang berisi naratif (penjelasan) untuk menjelaskan grafik dan data tabulasi.
 
Referensi 
http://arhami.files.wordpress.com/2011/08/sistem-informasi-eksekutif.pdf 
http://giriayoga.com/2011/10/20/perkembangan-sistem-informasi-eksekutif-dan-penerapannya-di-indonesia/ 
http://www.scribd.com/doc/52824394/Bab13-Sistem-Informasi-Eksekutif

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS